Pencemaran Laut Terbesar Di Dunia

pencemaran laut

Perairan lepas pantai Louisiana berada dalam status bahaya. Penjaga pantai Amerika Serikat menyatakan, jumlah minyak yang bocor dari sumur di bawah anjungan di Teluk Meksiko pekan lalu lima kali lebih banyak daripada dugaan semula.

Gubernur Louisiana Bobby Jindal meminta pemerintah pusat memberikan bantuan darurat untuk menyelamatkan lingkungan sekitar. Sebab, pasca perubahan arah angin secara tiba-tiba beberapa hari terakhir, arus gelombang yang membawa muatan minyak semakin luas.

"Prioritas utama kami ialah melindungi warga dan lingkungan. Sumber daya ini sangat penting untuk meredam dampak tumpahan minyak di pesisir kami," kata dia dalam suatu pernyataan.

Presiden AS Barack Obama telah diberi tahu soal perkembangan terbaru tentang bencana tersebut. Dan, pemerintah federal menawarkan bantuan agar Departemen Pertahanan AS ikut membantu menanggulangi tumpahan.

Laksamana Muda Mary Landry dari penjaga pantai AS menyatakan, 5.000 barel minyak per hari meluap ke perairan sekitar 80 kilometer dari pesisir Louisiana. Kebocoran ketiga juga ditemukan di sekitar lokasi.

Agence France-Presse melansir, raksasa minyak Inggris British Petroleum (BP), yang menyewakan alat pengeboran dalam proyek tersebut, menyatakan bahwa jumlah kebocoran baru itu tidak membesar. Sekitar 1.000 barel atau 42 ribu galon per hari.

BP juga mengoperasikan kapal selam robotik untuk menutup kebocoran pengeboran di kedalaman 1.500 meter di bawah permukaan laut. Penanganan kondisi darurat tersebut berkoordinasi dengan penjaga pantai AS.

Untuk melindungi daratan basah yang rentan terkena pencemaran, penjaga pantai AS membakar sebagian lapisan minyak. "Pembakaran terukur kami lakukan terhadap lapisan minyak di permukaan sekitar 50 kilometer delta Sungai Mississippi," ujar seorang pejabat penjaga pantai AS.

Kepada BBC, seorang ahli pemadam kebakaran menyatakan, bencana tersebut bisa jadi bencana kebocoran minyak terbesar di dunia. "Mungkin (bencana ini) hanya bisa dibandingkan dengan kasus kebakaran Kuwait (setelah Perang Teluk 1991)," terang Miker Miller, kepala perusahaan pemadam kebakaran sumur minyak Safety Boss. Dia menambahkan bahwa kasus Exxon Valdez, bencana tanker minyak yang tenggelam di Alaska pada 1989, masih jauh lebih kecil daripada kasus kali ini.

Soal besarnya jumlah minyak yang tumpah, Landry mengatakan bahwa para pakar dari Lembaga Atmosfer Lautan Nasional (NOAA) telah merevisi taksir kebocoran berdasar survei udara, kondisi cuaca setempat, dan faktor-faktor lain.

"Ini bukan ilmu pasti ketika kami menaksir jumlah minyak. Namun, NOAA memberi tahu saya, sekarang mereka lebih suka kami menggunakan (angka) 5.000 barel per hari," katanya kepada wartawan di New Orleans.

Keliling lapisan minyak yang kini menyelimuti mencapai sekitar 970 kilometer dan meliputi kawasan seluas sekitar 74.100 kilometer persegi. Ujung lapisan minyak kini hanya berjarak 32 kilometer timur dari Sungai Mississippi.

Kebocoran pertama yang mengakibatkan lapisan minyak tebal itu disebabkan oleh kebakaran dan tenggelamnya anjungan Deepwater Horizon yang menjadi pangkal sambungan pipa empat hari sebelumnya. Dalam bencana itu sebelas pekerja tewas.